Sebenarnya, rasa yang
kau simpan telah kuketahui. Begitu pula dengan dirimu yang sepertinya juga
telah mengetahui perasaanku.
Hanyasanya, kita berdua
sama-sama spesies pemalu. Kau malu untuk mengakui rasa itu, sedangkan aku juga
terlalu malu untuk mengungkap bahwa sebenarnya, ini adalah rasa milikmu.
Apa perlu kulanjutkan? Aku dapat merasakan degup jantungmu mulai mengencang.
Sepertinya, kau tau bahwa aku lebih
memilih untuk berpura-pura tak mengetahui perasaanmu dan lebih memilih untuk menanggung
beban yang seharusnya kau yang menanggungnya. Sedikit mengutip dialog di salah satu scene film Dilan, “…berat.
Kau tak akan kuat, biar aku saja”
Masih terbayang manisnya ekspresi berterimakasihmu , saat kau melihat diriku membuat gestur seolah-olah menandakan aku yang memiliki rasa tersebut ; garuk-garuk kepala, terus saja tersenyum sambil sesekali meminta maaf pada beberapa orang disekitar kita yang terus saja memicingkan mata, murka.
Sepertinya kau merasa sedikit iba. Sudah, tak usahlah kau berlaku demikian. Salah paham dan cemohan, aku terlalu terbiasa mendapatkannya.
Hei, santai saja. Aku masih kuat.
Kau meminta untuk menyudahinya? baiklah jika itu inginmu.
Iya kan? Sudah kubilang, kau tak akan kuat. Biar aku saja yang menanggung beban dari perasaan yang kau keluarkan dari tadi.
*Tentu saja ini bukan kisah asli.
*Tentu saja ini bukan kisah asli.





Gendeng tulisan setres! Stress stress stressssss!
ReplyDelete