Jelang dhuhur tadi, saya
beristirahat sejenak untuk menyempatkan qailulah[1]
di sebuah masjid setelah semenjak shubuh tadi berputar-putar mengerjakan beberapa hal yang tak kunjung selesai :( .
Baru saja sekitar satu menit memejamkan mata, ada seseorang berusia paruh baya
yang tiba-tiba datang dan tiba-tiba memijiti kaki saya. Saya terbangun dan
meminta kepada bapak itu untuk berhenti.
"Sudah pak, gak
usah, sungkan saya", saya memohon pada beliau untuk menghentikannya, meskipun dalam hati, saya memang lagi ingin dipijit.
"Gak papa dik, kamu
kelihatan capek. Gak papa, saya ini memang tukang pijat kok. Adik nggak
usah bayar", begitulah jawabnya. Lalu pembicaraan dilanjutkan dengan
basa-basi biasa seperti, 'dari mana asalnya? sekarang kerja apa?' dan
lain-lain, sementara ia terus memijit kaki saya.
Ia meminta saya untuk berbaring
kembali setelah saya dipijati dalam posisi duduk. Saya menurut saja, karena
saya memang tak merasakan adanya gelagat-gelagat aneh. Selain itu, tempat ini
adalah tempat yang suci dan ber-cctv, tak mungkin lah rasanya dia mau melakukan hal yang macam-macam.
Saya kemudian berbaring sembari memejamkan mata. Pikir saya sih, lumayan, bisa
tidur sambal dipijati secara gratisan. Tapi ternyata tidak lumayan sama sekali.
Ketika sudah setengah tertidur, saya tersentak ketika tiba-tiba tangannya sudah
masuk kedalam sarung saya dan memijit-mijit (maaf tanpa sensor) kemaluan saya
yang tak saya sadari sudah menegang.
Sialan! Saya mengambil
posisi duduk kembali
Tanpa mengurangi
perasaan hormat dan kesopanan, saya meminta kepada bapak tersebut untuk berhenti.
namun ia tetap memaksa untuk memijit saya. Saya memintanya untuk tak memijit bagian "itu" karena... yah... begitulah. Ia lalu memijit punggung dan bahu
saya. Ah lumayan lah.
Sampai akhirnya, ia memijiti
kepala saya. Awalnya sih, memang ia memijit kepala, namun itu berlanjut ke
hidung dan bibir.
Bajindul!
Seumur-umur saya
dipijati dan memijat orang-orang sekitar, termasuk ketika saya belajar pijat
terapi, tak pernah saya temukan pijatan pada bibir maupun hidung. Namun saya
masih berprasangka baik. Barangkali, memang ada saraf-saraf yang memang butuh untuk
dipijat pada kedua bagian tubuh itu.
Namun, ia tiba tiba
mendekatkan wajahnya pada wajah saya hingga saya bisa merasakan nafasnya yang
terdengar begitu memburu. Gilaaaa! Ia terus mendekat hingga kemudian jarak kami hanya terpisah beberapa centimeter saja. Tanpa mengurangi kesopanan, saya meminta
izin kepada bapak itu untuk ke kamar mandi
“Oh, mau mandi dulu ya? Iya
wes”, kurang lebih, begitulah ucapnya.
Di kamar mandi, saya terngiang
beberapa cerita teman-teman saya yang pernah mengalami hal serupa. Namun seingat
saya, belum pernah ada yang bercerita kejadiannya terjadi di masjid. Saya
kemudian memikirkan strategi yang pas untuk memberikan sedikit “pelajaran”
padanya. Iya, saya akan kembali lagi padanya, meminta untuk dipijiti lagi, dan
jika ia memang terbukti berbuat yang macam-macam, maka saya akan menggunakan sedikit
ketegasan, sekaligus membuktian hasil latihan push-up dan angkat barble
one-hand yang hampir tiap hari saya lakukan.
Tapi, andai saya kalah,
ya saya tinggal teriak saja wkwkwk. Tapi teriaknya itu bukan karena saya pengecut.
Lagipula saya tak suka cara kekerasan, apalagi kalau sampai terlibat perkelahian.
Saya tak menyukainya, meskipun pernah beberapa kali berkelahi dengan beberapa
orang. Terakhir kali berkelahi, saya berkelahi dengan mas-mas yang
ternyata sudah jadi pelatih silat, dimana perkelahian tersebut berakhir dengan
sebuah bantingan keras yang membuat pandangan saya gelap sesaat karena kepala
jatuh terlebih dahulu.
Setelah keluar dari
kamar mandi dengan ide terebut, saya hendak mencari bapak itu kembali untuk
meminta pijit lagi. Namun ternyata, ia sudah menemukan orang lain yang sedang
ia pijat. Dan lagi-lagi, saya melihatnya sedang memijit-mijit kemaluan orang yang sedang ia pijit.
Saya berlalu seraya memandangnya datar-datar, ia memandang saya dengan menyeramkan. Saya lantas memutuskan
untuk melaporkan kejadian tersebut pada satpam dan bersegera pulang.
Benar-benar kejadian
yang entah harus bagaimana saya menyebutnya, karena sungguh tak lucu sama sekali
kalau ternyata first kiss saya adalah seorang bapak-bapak bertubuh kekar.
Dari kejadian yang saya
alami dan juga beberapa kejadian serupa yang dialami teman-teman saya, saya
menghimbau kepada guru-guru dan orang tua khususnya untuk memberikan pendidikan
akan hal ini kepada murid dan anak-anaknya mengenai bahaya ini. Karena modusnya
bermacam-macam. Ada yang dikasih uang terlebih dahulu, ada juga yang diancam jika
tak mau mengikuti kemauan pelaku.
Dibakar hidup-hidup
adalah pendapat imam Ali saat ditanya mengenai apa hukuman yang pantas bagi
pelaku LGBT. Sedangkan ibnu Abbas berpendapat bahwa pelakunya harus dijatuhkan
dari tempat yang tinggi, baru dihujani batu hingga meninggal. Saya tau kedua
pendapat tersebut, namun masih tak kuasa untuk bertindak tegas saat mengalaminya.
Punya ilmunya saja masih tak mampu bertindak tegas karena mesih mencoba untuk berbuat baik dan menghormatinya, apalagi tak punya ilmunya, apalagi digoda dengan iming-iming bermacam-macam!
Saya jadi ingat perkataan seorang teman pada suatu saat, “pada akhirnya, menjadi terlalu baik akan menghancurkanmu secara perlahan”
Punya ilmunya saja masih tak mampu bertindak tegas karena mesih mencoba untuk berbuat baik dan menghormatinya, apalagi tak punya ilmunya, apalagi digoda dengan iming-iming bermacam-macam!
Saya jadi ingat perkataan seorang teman pada suatu saat, “pada akhirnya, menjadi terlalu baik akan menghancurkanmu secara perlahan”
Di masa-masa panasnya kontestasi politik ini, ada juga yang sedang panas dengan diri-diri mereka sendiri dan menginginkan adegan-adegan panas dengan sejenis mereka sendiri. Di masa-masa banyaknya hoax bermunculan ini, mereka-mereka juga mulai berani muncul, bahkan ditempat yang suci.
Duhai calon istri (yang entah kau siapa, dimana, bagaimana, mengapa, kapan, dan apa) tolong jaga diri baik-baik ya... *tulisan berwarna biru bisa di klik loo
Salam dariku, calon suamimu, yang hampir saja disikat pria, bukan disikat olehmu. *tulisan berwarna biru bisa di klik loo
[1] Qailulah
adalah tidur siang. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
قِيْلُوا فَإِنَّ الشَّيَاطِيْنَ
لاَ تَقِيْلُ
“Qailulah-lah (istirahat
sianglah) kalian, sesungguhnya setan-setan itu tidak pernah istirahat
siang.” (HR. Abu Nu’aim
dalam Ath-Thibb)
akutu bingung mo miris ato ketawa bacanya
ReplyDeleteMiris sekali ceritanya,,, dan yg membuat q, bingung lagi, si penulis kok, nga hajar ajaa,biar kapok dia..
ReplyDeleteHahaha pengennya gitu
Delete"...bapak-bapak bertubuh kekar." Kan...yang kekar-kekar itu...
ReplyDeleteYang kekar kekar itu, kekar wkwkwk
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSebagai individu harus bisa wasapada dan cegah dengan lisan. Nasehati tuh orang sebisanya. Jika tidka, laporkan ke yang punya kekuasaan/wewenang.
ReplyDeleteKlo hukuman pelaku ini secara hukum dlm Islam adalah tugas negara yang berlandas pada Al Qur'an dan As-sunnah...baru para LGBT bisa ditekan
Banyak ternyata wkwkwk
DeleteTik tok tik tok
ReplyDeleteSetia nunggu up lagi
wkwowkwowkwowk , gateli mas
ReplyDeleteJOIN NOW !!!
ReplyDeleteDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.site
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
8 Pasaran Togel Terbaik Bosku
Joker Slot, Sabung Ayam Dan Masih Banyak Lagi Boskuu
BURUAN DAFTAR!
MENYEDIAKAN DEPOSIT VIA PULSA TELKOMSEL / XL
DOMPET DIGITAL OVO, DANA, LINK AJA DAN GOPAY
UNTUK KEMUDAHAN TRANSAKSI , ONLINE 24 JAM BOSKU
dewa-lotto.site