“Kamu manis”
“Aku tau”, sahut Alya sembari memalingkan muka. Terkembang rindang senyum di wajah yang rona. Teduh sekali memandangnya.
Lalu kami terdiam cukup lama. Merasa belum mendapat jawaban yang pas, kuulangi pertanyaanku pada Alya, kali ini dengan kalimat yang lebih lengkap.
“Eh, Jus Alpukat yang kamu pesan itu mau dibikin manis atau enggak?”
Alya menolehkan raut wajah yang bingung. Aku turut bingung saat melihat kebingungannya.
“Hah?! Jadi tadi itu pertanyaan? Bukan pernyataan?”, jawab Alya setelah terdiam agak lama seraya memicingkan mata.
“Kamu GR?”, aku mulai memahami situasi tadi. Ku eja huruf W dan K tiga kali. “Wkwkwk”
“Ih nyebelin!!!”
“Haha”
Aku buru-buru berlari kembali ke lapak penjual jus buah, menjauh darinya yang sudah bersiap-siap melemparkan botol air mineral kosong kearahku. Tetap saja ku berlari sekalipun aku tau ia tak akan tega melemparkannya.
Semut yang menggigitmu saja tak kau lukai, apalagi aku yang kau cintai?
***
“Kamu manis”
Alya diam saja. Kali ini tak ada senyum maupun tawa. Namun terlihat jelas mukanya mulai memerah tersepuh rona.
“Hey?”, aku menjentikkan jari dua kali didepannya.
“Mau bikin jebakan kata-kata apa lagi?”, seloroh Alya seraya melempar selirik mata.
“Jebakan kata-kata? Maksudnya apa, Al?”
“Itu lho, sepertiyang dikantin beberapa minggu lalu. Jus buah. Ingat?”
Aku tertawa kecil, sambil berpura-pura mencari sesuatu disekililing Alya. Sepertinya
aman, aku tak menemukan apa-apa. Kulanjutkan tawa dengan sedikit garukan dikepala
“Kamu nyari apa?”, heran ALya
“Nyari apapun yang sekiranya bisa kamu lemparkan ke aku, dan sepertinya aman. Karena ini akan jadi jebakan kata-kata lagi hahaha”
Alya mencopot sepatunya, berencana melemparnya
Aku buru-buru berlari dahulu.
“Dasar sensitif!”, teriakku dari kejauhan. Dan ia benar-benar melemparkan sepatunya. Tentu saja lemparannya tak mencapai diriku. Lhawong dia cuma melempar ke bawah, membantingnya.
Andai kau minta, aku mau kok berdiri didekatmu dan diam saja, agar kau dapat melemparku sekeras-kerasnya. Asal baju ini kau yang mencuci, Al.
***
“Hai maniiis!!!”, teriakku dari kejauhan sambil melambaikan tangan. Puluhan pasang mata memandangku. Sepertinya semuanya memandang dengan terheran, kecuali sepasang mata milik seseorang diantara mereka yang malah memalingkan muka, bersembunyi, menahan sipu sendiri. Sialnya, mereka sepertinya menyadari jika aku meneriakkannya pada seseorang diantara mereka yang sekarang tengah tersipu.
Mereka juga memandang heran padanya. Ia semakin tersipu.
Mereka juga memandang heran padanya. Ia semakin tersipu.
Sadar bahwa ia menjadi pusat perhatian,aku langsung melakukan rolling maju mundur tiga kali, kemudian push up 20 kali. Kulanjut dengan memperagakan gerakan kera dengan harapan agar mereka menganggapku orang gila, agar Alya yang tengah tersipu tak terlalu malu. Kuperhatikan sejenak, sepertinya keheranan mereka menjadi berlipat-lipat. Syukurlah, setidaknya itu tak ditujukan pada Alya.
Sedang Alya--pemilik sepasang mata yang tadi menahan sipu--kini mulai menahan tawa.
Sedang Alya--pemilik sepasang mata yang tadi menahan sipu--kini mulai menahan tawa.
Tak ingin mengganggu pelatihan handcraft yang dibimbing Alya di gazebo kayu halaman sekolah, aku berlalu dengan lega setelah membuatnya tertawa.
Jika dengan berpura-pura giladan dianggap gila dapat membuatmu bahagia, aku mau melakukannya tiap hari untukmu, Al.
***
“Sok manis”, aku melempar canda
“Maksudnya apa?”
“Ngapain kamu senyum-senyum ke arahku di tengah rapat bersama ibu-ibu tadi?”
“Biar kamu nggak tiba-tiba jadi kera seperti seminggu lalu, Mas”, jawab Alya, tertawa.
“Ups”, pungkasnya sembari menutup bibir dengan tangan kanannya. 2 lesung pipit di masing-masing pipi dan satu lagi disamping bibir kanannya tak ikut tertutup. Aku yang kemudian menutup mata.
Tapi jangan banyak-banyak tersenyum terlebih dahulu padaku, Al. Seperti katamu, terlalu banyak mengkonsumsi gula bisa berbahaya bagi kesehatan. Dan terlalu banyak memandangmu bisa berbahaya bagi akal, Al.
***
Teruntuk yang manis, Alya.
Kepergianku
Dan
Dunia tak akan pernah serumit itu, Al
Matahari akan tetap terbit dari segelas kopi
Dan tenggelam diantara riuh peluh petani
Aku hanya melanglang
Untuk sekedar mencari makna pulang
dan menyemogakan
Agar kelak dapat kutemukan
maknanya pada sepasang mata dan senyummu sekembang
Semoga kau sempat membaca sepotong puisi yang akan kutempal dijendela kamarmu sebelum kepergianku malam ini. Iya, aku akan tetap pergi sekalipun aku belum siap merindumu.
***
"Kamu manis, dik", ujar seorang pria, menggamit lengan Alya, mesra-mesra.
Alya tercekat. Kata 'manis' membuat kenang yang sudah ia simpan rapi dalam kepala menghambur kemana-mana. Alya tak berusaha untuk merapikan atau sekedar memungutinya. ia hanya berharap kenamgan-kenangan tersebut leleh bersamaan dengan air mata yang mulai merinai di pipinya.
"Loh, kok adik nangis? Kita sekarang sedang disorot banyak kamera lho, Dik", tenang lelaki yang sedang menyandingnya di kursi pelaminan, begitu ramah.
"Aku menangis bahagia kok, mas", bohong Alya terbata-bata. Tangannya kirinya menyeka luruh kenang dipipinya. Tangan kanannya tetap tergamit mesra.
***
....Faktanya, kau tak memberi kabar apa-apa
Aku tak tahu kapan kau akan pulang
Aku tak tahu juga apa kau masih menyimpan rasa yang sama
Dan aku juga tak mungkin menunggumu terlalu lama, Mas
Maaf... I left, because you never asked me to stay, Mas...
Tenang saja, aku tak akan menyalahkanmu untuk semua ini. Aku hanya akan menyalahkan diriku yang telah menjadikanmu begitu istimewa di hati.
Tulis Alya dalam diarynya seminggu sebelum akad nikahnya, berharap aku membacanya.
Aku, yang memang tak akan pernah 'kembali' padanya
***************
Akhirnya tamat juga bro. Hahaha, eh kalau merasa bingung, mohon dibaca semua seri-nya ya? Ini dia...
Sang Waktu
Sang Waktu 2
Sang Waktu 3
Dan sepertinya, saya kurang bisa menulis cerpen. Tapi kalau misalkan masih ada yang berkenan membaca cerpen2 ecek ecek yang ndak mendidik dan ndak berkualitas seperti diatas, bilang ya? hehe. Bisa japri, bisa lewat komentar.


Mau :')
ReplyDeleteBayar :p
DeleteHaha bercanda
Ada pelajarannya kok. Banyak cinta-cintaan belum tentu nikah. Kalah sama yang langsung datang ngajak nikah. Semoga ini ndak terjadi padamu bro hahaha
ReplyDeleteAamiin aamiiin :D
DeleteNdak usah nulis terus. Belajar dulu yang rajin, Nak
ReplyDeleteBelajar ndak harus rajin pak bu, bernafas itu yg harus rajin :)
DeleteBerasa baca salah satu chapternya Kedai Bianglala. Manis tragis melankolis.
ReplyDeleteWkwkwk. Anonim yg nggak anonim. Saya tahu ini siapa :D
DeleteKamu sukanya Real Madrid
ReplyDeleteAku sukanya Barcelona
Si Alya udah married
Si Mas masih berkelana
Wkwkw
Jika kau tau aku mencintaimu mas fahri , lantas kenapa kau meninggalkanku ? Kau pergi tanpa berpamitan kepadaku, kau pergi tanpa ada sepatah kata. tak bisakah kau memberikan kejelasan dalam secarcik suratmu? Dan tak pernahkah kau kasihan pada hatimu yang merelakan pergi untuk meninggalkanku...
ReplyDeleteDirimu yang begitu menyebalkan bagiku,
Dirimu adalah satu"nya orang berani bertindak bodoh demi diriku,
Dan dirimu mas yang begitu ku kenang dalam hati
*dari yang mencintaimumencintaimu
Alya
(Pengagum sosok Alya )
Wooow. Siapa ini siapa ini??
DeleteSiapa,yang bukan siapa-siapa, dan tidak menjadi siapa-siapa ...
ReplyDeleteBarangkali bisa membantu saya merawat blog ini dengan menulis2 konten apapun terserah anda :D
DeleteAtau barangkali bisa jadi Alya sungguhan wkwkwk
DeleteSaya bukan partner yang baik apalagi untuk menulis seperti anda dan apalagi untuk menjadi alya...
DeleteEh tapi kan cerita alya sudah berakrir ��
Semoga saja ada kisah2 yg lain
DeleteJOIN NOW !!!
ReplyDeleteDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.site
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
8 Pasaran Togel Terbaik Bosku
Joker Slot, Sabung Ayam Dan Masih Banyak Lagi Boskuu
BURUAN DAFTAR!
MENYEDIAKAN DEPOSIT VIA PULSA TELKOMSEL / XL
DOMPET DIGITAL OVO, DANA, LINK AJA DAN GOPAY
UNTUK KEMUDAHAN TRANSAKSI , ONLINE 24 JAM BOSKU
dewa-lotto.site
sabar ya fahri,
ReplyDeletemeski akhirnya mau tak mau kau harus pergi,
si manis alya akan Tuhan ganti,
mungkin dengan sang para bidadari,
yang di atas sana sering diam² menanti.
LAHH KLO GITU SI FAHRI MALAH KEK MAU MENGHADAP ILAHI WOII😭
But, to be honest, nyesek bnget jdi si fahri... Apa ngga sebaiknya si fahri berkelananya ke taman surga? Biar gantinya dia tetep ketemu pujaan hati, bidadari misalnya. Jadi si fahri emang awalnya pergi berkelana di alas bumi. Sayangnya ditengah perjalanan, minibus menabraknya saat ia hendak menyeberang. Jadilah dia berkelana terbang ke langit.
FAHRI GWS YAA, hidup kadang harus ada pengorbanan😭
anyway, KEREN BNGET TULISAN UST MUSTOFA SYAFIQ INIII, sampe membuatku ikut sesak bersama tangis alya yang pilu, tapi pura-pura terlihat haru, padahal aslinya benar-benar runtuh:"(
DeleteSemoga segera terbit buku yaa, aamiin!