Thursday, December 07, 2017

Kekasih Rahasia :)

6

*Happy 1st Anniversary, honey*

Dimulai dari kisah satu tahun lalu...

Sebenarnya, aku tak tau seperti apa dirimu. Hanya nama dan beberapa hal tentang dirimu saja yang ku tau dari teman-temanku. 

"Mana mana? Yang mana sih?", cecarku pada seorang teman yang memberi tahuku saat dirimu lewat.

"Aduh telat, itu lo yang anu-nya hitam", jawabnya enteng sambil terkekeh berlalu. "Subhanallah masyaa Allah banget pokoknya", lanjutnya. 

Sontak saja, gelagapan kupandang kesana-kemari. Bahkan ku berlari di sekitaran hanya untuk menemukanmu. Namun sepertinya kali ini sia-sia, sama seperti usaha-usahaku sebelumnya.


Segera kuambil wudlu agar dapat kutahan sukmaku yang mulai melayang-layang, meninggalkan pijakan yang semestinya.

Sebenarnya beberapa kali aku telah melihatmu, namun dalam posisi yang jauh dan dirimu sedang bergerak cepat. Seringkali kau tampil "hitam", tanpa pernah jelas, seperti apa mukamu.

Kian hari, debar semakin mengencang, degup semakin tak beraturan. Nafas seketika memburu tiap ada yang menyebut namamu.

Saat itu juga aku dapaat memahami salah satu bait syair arab yang sering diucapkan guruku. Bahwasanya cinta mengubah kelezatan menjadi rasa sakit. Aku mengalaminya. makan jadi tak enak, tidur tak nyenyak. 

Ah sial, lama-lama bisa terkapar penasaran aku kalau terus begini.

Akhirnya kuputuskan. Kau yang masih belum kutahu seperti apa rupamu, harus kutemui dan ku persunting dengan resmi. Kau harus segera halal untukku.

Nekad saja. Hanya berbekal nama dan modal seadanya, kuminta salah seorang teman untuk mengantarkanku.

"Serius kamu mau bersamanya?", tanyanya seraya menahan tawa. Ia yang tahu segala kesederhanaanku seakan tak percaya dengan tekad yang sudah meluap-luap ini.

"Hai sadar, ia itu berkelas, manusia lusuh sepertimu mana pantas bersanding dengannya?", aku menangkap ucapan-ucapan itu dari sirat matanya. 

"Bah. ra urus. Aku nggak peduli!", sirat tatapan mataku kala menatap balik matanya dengan lebih tajam.


"Tapi banyak kok yang lebih cantik darinya", temanku berusaha memberikan opsi lain. "Dari pada masih gak jelas begini?"



Aku diam saja, mataku masih lekat-lekat tajam menatapnya. 


Akhirnya ia menyerah, lalu menurutiku untuk pergi kemanapun aku mau di hari itu. "tenang, nanti tak kasih sesuatu", imingku padanya agar ia mau menyetir motor kemanapun aku mau.

Akhirnya, kami berangkat dan menuju ke setiap tempat. Ya, setiap tempat yang kuduga dirimu berada disana.

Terik kian meninggi, hingga merendah lagi. Dari pagi, sama sekali tak kutemukan jejakmu. Yang kutemukan hanyalah sosok yang berpenampilan mirip denganmu. Meskipun belum kutahu seperti apa dirimu, aku yakin kalau yang kulihat dari pagi tadi bukanlah dirimu.

Benarlah apa pepatah bilang. Niat baik tak pernah tertampik. Akhirnya ku bertemu dirimu disalah satu pertokoan, di penghujung sore dan sisa-sia luap tekadku. Padahal sebenarnya aku mulai menyerah, "ya sudahlah kalau tak jodoh", keluhku pada teman yang mulai merasa menang setelah mendengar keragu-raguanku. Namun kini, akulah yang menang. 


Benar, aku sangat yakin kalau selama ini yang ku kagumi diam-diam adalah dirimu.

Sontak saja kuutarakan keinginanku untuk membina hidup denganmu. Tentu saja, kau tak sendiri saat itu. Ada beberapa saudaramu dan juga 'orang tua'mu. Kau diam saja, 'orang tua'mu mengangguk setuju. Mereka nampak bahagia, saudaramu nampak tersipu.


Tak lupa kuhaturkan, bahwa hanya segini mahar yang ku punya. Syukurlah mereka memahami keterbatasanku. Mereka tetap setuju, bahkan mereka memperingan maharku, "Buat ongkos bensin pulang, Nak". Ah betapa mereka bisa mengerti keaadaanku. "Kasian, udah lusuh, nekat lagi. Mukanya polos pula", mungkin itu yang mereka pikirkan.

Akhirnya, sah lah kita hidup bersama. Mendebarkan juga rasanya menempuh hidup baruku denganmu. 


Sampai sekarang, tak banyak yang tahu tentang hubungan rahasia ini. Ya, bahkan kalau perlu jangan sampai ada yang tau. Karena pondok pesanntren tempatku bernaung sekarang, juga melarang kami untuk menikah sebelum lulus dari sini. 



Namun sekarang sepertinya harus kuungkap pada publik tentang hubungan kita. Agar mereka paham kalau kita sudah menjadi pasangan yang halal. Agar tak terjadi fitnah dimana-mana. Masalah pondok pesantren, apa kata nanti.

Ternyata kau amat menyenangkan. Ku ajak bermain PS, mau. Ku ajak main futsal, mau. Ku ajak renang, mau. Makan disana sini, mau. Jalan jalan ke sana sini pun mau. Tak hanya penurut dan menyenangkan, kau juga amat lekat denganku. Aku semakin sayang padamu.


Pernah suatu saat kau kutinggal di suatu tempat tanpa sengaja. Aku yang baru sadar kalau telah meninggalkanmu langsung kembali ke tempat itu. Kudapati dirimu meringkuk lesu. Kau mungkin capai mencariku kemana-mana. Hahaha, maaf. Kejadian ini takkan terulangi.



Suka duka banyak kita lalui. Bukankah kopi yang terlalu manis tak akan sempurna untuk dinikmati? Hidup pun begitu. Hidup tanpa kepahitan sama sekali bukanlah hidup yang akan seru untuk dijalani.

Namun 2 Desember kemarin, tepat sehari sebelum satu tahun perayaan kebersamaan kita, kau meminta untuk berpisah. Sebenarnya hatiku jadi kacau, semuanya terasa akan menjadi berat tanpa kehadiranmu. 

Hai, ada apakah gerangan? Aku tercekat. Kau mendiamkanku. Dengan bodohnya, aku pun turut mendiamkanmu. Sebenarnya aku mendiamkanmu karena aku sedang mengerjakan banyak hal, bukan karena ingin mendiamkanmu. Haha, ingatkah kau akan kejadian itu? saat kita saling mendiamkan? lucu tau.

Setelah tenang dan sedikit bebas dari tugas-tugas dan kewajiban yang diamahkan padaku, aku mulai mencari tahu, apa penyebab kau meminta berpisah.

Ah ternyata hanya karena perkara sepele. Pinmu patah karena sudah berkarat. 


Kubelah hujan dengan rindu. Ingin segera ku berdamai denganmu. Akhirnya kutemukan pertokoan jam tangan, dan kubelikan pin sekaligus tali yang baru untukmu. 

Dan akhirnya, kita dapat bersama lagi, jam Casio illuminator hitamku tersayang :) semoga kita kian langgeng kedepannya. 


*Sengaja tak menyertakan foto. Saya pencemburu.


Cinta itu ada dimana saja. Temukan cinta dalam segala hal yang baik, dan hal-hal baikpun akan mencintaimu 


6 comments: