Belum bisa dibilang santri kalo masih belum ngghosob sandal..
-Anonim
Entah sudah yang keberapa kalinya, saya bangun tidur dengan perasaan takut dan ndredeg. Tentunya bukan karena mencemaskan urusan umat islam saat ini. Ayolah, saya tidak sesuci itu..
Dewi Fortuna yang masih kelelahan setelah membantu Southampton mencukur Arsenal dengan 4 gol tanpa balas, membuatnya tidak bisa hadir dan berpihak pada saya dihari itu. Yap, saya harus mengawali hari dengan keapesan yang timbul karena kekonyolan yang harusnya tak saya lakukan.
Sejadah yang saya gunakan untuk menyelimuti kaki ditarik oleh seseoorang, pundak saya ditepuk dengan pelan. Seperti biasa, saya langsung mengambil posisi duduk dan memandang wajah orang yang membangunkan.
Deg, jantung saya ndruedeg.
Ah sialaaan, yang membangunkan saya ternyata Ust Didik.
"Kan wajar broo dibangunkan ustad dipagi hari? opo seng mbok khawatirkan?"
Wajar gundulmu. Saat dibangunkan Ust Didik, saya langsung menyadari ada 3 kesalahan yang saya lakukan.
Beberapa hal harus saya laksanakan di malam hari membuat mata ngantuk bukan kepalang. Setelah sholat Shubuh, saya putuskan untuk tidur kembali. Agar tidak ketahuan, saya memilih gazebo Abu Bakar sebagai tempat pelarian saya. Tanpa bakso-basi, saya langsung melelapkan diri, meninggalkan halaqah ngaji, meninggalkan pengajian rutin Ust Kho' yang wajib untuk dihadiri seluruh santri.
3 kesalahan yang cukup fatal. Kabur-tidur, ndak ngaji, ndak ikut pengajian. Saya memicu otak untuk menemukan jawaban dari 14 kemungkinan nasehat dan pertanyaan yang akan di ajukan Ust Didik pada saya. Dan apa yang keluar dari Ust Didik sama sekali tidak terdapat dalam prediksi saya. Ternyata ada 1 kesalahan lagi yang tidak saya sadari. Sial!
"Kamu tahu itu sandal siapa?" , Ust Didik bertanya dengan mimik datar. Saya tak segera menjawabnya. Beliau mengulangi pertanyaan tersebut. Saya menggeleng kepala.
"Nggak tau, Ustad..", jawaban saya membuat beliau menghela nafas agak panjang. Saat itu saya baru sadar, kalau sandal yang saya pakai ke gazebo adalah sandal beliau.
"Oh dari tadi saya cari sandal saya, ternyata ada disini. Cepet ke masjid!", beliau menggunakan nada semi-perintah. Muka saya tertunduk. Sudah kabur dari ngaji dan pengajian, tidur pula. Kaburnya pun dengan ngghoshob sandal ustad. Apes.
Selesai pengajian, beberapa teman menceritakan tentang bagaimana Ust Didik yang berputar-putar berkali kali, kebingungan, dari masjid ke kamar santri, dari kamar santri ke kamar mandi, menunggu anak yang sedang berada di kamar mandi sambil berharap sandalnya dibawa anak tersebut. Saya merasa sangat berdosa, apalagi dalam kondisi istri beliau yang baru saja meelahirkan, beliau pasti ingin cepat-cepat ke rumah untuk menjaga istri dan bayi mereka, bukan malah muter-muter nyari sandal.
Wes talah, lak pengen ngghosob sandal, telitien disek rek iku sandale sopo...
masyaallah,,, akhina syafiq antum kalau maw pake sandal liat2 dulu lah,,, kalau memanga sandal umum gak apa2... namun, lebih baiknya antum make' sandal sendiri gak make sandal yg ada di depan pintu... bisa saja antum make' sandal itu jika darurat saja dan harus dikembalikan lagi ke tempatnya... hati2 dengan barang syubhat!!! jauhi hal itu is oke!!!
ReplyDeletesiaaappp ust gho'...
DeleteCerdas ngemas ceritanya syafiq,,, Teruskan!
ReplyDeleteI Really like it :)
hehehe هذا من فضل ربي
Deletekaryane pean kami tunggu :D