Tuesday, April 26, 2016

Gajah di Pelupuk Mata Tak Tampak, Bakteri Tipes di Sebrang Lautan Tampak

11

*WARNING. Tulisan ini berisi konten-konten yang kurang pantas. Saya sarankan anda untuk tidak membacanya. Lalu mengapa saya menulisnya? Ah entahlah, saya hanya gelisah. Dan salah satu penenang kegelisahan saya adalah dengan menulis. Itupun kalau tulisannya jadi, kalau “ndak jadi” ya jadinya saya malah semakin gelisah… --‘

Suasana agak gelap saat itu. Lampu kamar sudah dimatikan, namun terdapat seberkas cahaya tampak masih berdekam ditempatnya. Cahaya tersebut berasal dari lampu teras kamar kos kami yang kemudian menyusup melalui celah jendela dan pintu yang sedikit terbuka.

Terdapat 3 makhluk kesepian yang sudah terlelap sembari saling menindih. Si Benjut berada ditengah, tangan si Ambles memeluk tubuh si Benjut, sementara kaki si Clurut ngeloni si Benjut. Sialnya, tumit si Clurut pas berada di atas (maaf) “organ kenikmatan masa depan” si Benjut . Entahlah, saya tak tau apakah si Benjut sudah benar-benar terlelap atau belum, namun dia terlihat seperti menikmati adegan yang diperankan dalam ketidaksadaran oleh 2 orang yang tidur di sampingnya. Mata si Benjut mengatup rapat, namun bibirnya tak henti mesam-mesem sedari tadi.

Bajindul, nampaknya si Benjut benar-benar menikmatinya.

Saya sendiri masih terjaga sekalipun mata saya sudah tertutup sekitar 3 menit yang lalu. Bohemian Rhapsody dan Love of My Life nya QUEEN belum mampu mengantarkan saya tidur. Saya memutuskan untuk memutar satu lagu lagi. Pilihan saya jatuh pada Cancer-nya MCR. Lagu sudah berhenti, kantuk belum juga menyambangi. Seusai headset saya berhenti memutar playlist andalan tersebut, sayup-sayup terdengar suara ceramah islami. Nampaknya si Dlahom masih siaga didepan laptopnya.

Cahaya laptop menyinari wajah buram si Dlahom. Saya bersyukur akhirnya si Dlahom mau melihat ceramah-ceramah agama. Ah dia melihatnya diwaktu teman-teman sudah terlelap.
Mungkin ia ingin menghindari riya’. Ah muka-muka mesum sepertimu ternyata diam-diam begitu mulia!  

Saya tersenyum simpul dengan mata saya yang masih tertutup. Namun tiba-tiba rasa su’udzan menyeruak dalam diri saya. Saya memutuskan untuk memicingkan mata, mengintipnya.

Posisi layar laptop si Dlahom menghadap barisan lemari. Sekitar 30 detik saya mengintipnya sambil berpura-pura tertidur, saya menyadari ketidak-beresan yang terjadi pada si Dlahom.

Nafasnya tampak memburu, wajahnya benar-benar terlihat ndlahom (rongga mulut seditik terbuka, melongo). Sesekali ia menggigit bibir bawahnya dengan gigi seri atas. Lawakan penceramah yang hampir membuat saya cekikikan tersebut harusnya membuat tawa si Dlahom meledak, (mengingat bahwa satu-satunya manusia yang bisa menyaingi kekonyolan saya adalah si Dlahom). Namun ia sama sekali tak bergeming! ia terus saja berusaha mengatur pernapasannya yang semakin ndak karuan.

What The Fun!!!

Saya tidak tahu apa yang akan diperbuat Tuhan pada kaca lemari si Clurut yang besarnya mengikuti bentuk pintunya. Yang jelas, kaca tersebut telah menyebarkan aib si Dlahom pada saya!. Saya dapat dengan jelas melihat penyebab memburunya nafas si Dlahom lewat pantulan cermin atas gambar layar laptopnya. Sound laptopnya memang membunyikan ceramah, namun layarnya menampilkan pergulatan dan pergumulan beberapa ikhwan dan akhwat syayaathiin! Kaca lemari tersebut menampilkan dengan gamblang adegan sekitar 6 orang yang tak mengenakan seheleai benangpun bersamaan, mengadu tubuh, berekspresi wajah penuh rintih dan berpeluh.

Lupakan pertindihan antara si Ambles, Benjut dan Clurut tadi. Kali ini si Dlahom benar-benar menunjukkan eksistensi pertindihan yang sesungguhnya! Pertindihan yang produktif! Pertindihan yang tak hanya membuat satu pihak saja yang merasakan nikmatnya, kemudian bermesam-mesem sendirian dengan ria seperti si Benjut! Pergulatan dan pergumulan yang mengajarkan bahwa memang seharusnya kenikmatan itu dibagi rata, bukan cuma milik individu semata!

Memutar video “bertegangan tinggi” dengan backsound ceramah benar-benar suatu perkara yang jenius! Saya jadi semakin yakin kalau masih banyak hal-hal mengesankan yang belum saya pelajari darimu, kawan! *eh

Dari contoh diatas, mungkin akan terasa “gimana gitu” bagi kita. Berani-beraninya sesuatu hal yang sakral (pengajian) dijadikan bungkus untuk menonton gituan. Mungkin anda akan berpikir betapa si Dlahom adalah anak kos berwajah buram yang betul-betul buram, nggak mbeneh, ndak apik.

Stop!!! Berhenti dulu hakim-menghakiminya!

Ada yang lebih bejat dari dia. Kyai cabul? Ada! Anggota MUI mesum? Ada! Apalagi hanya sekedar manusia dengan hutang dimana-mana seperti si Dlahom?

Bahkan saya mendengar beberapa cerita mengenai penghafal Al-Qur’an yang kemudian menyewa pelacur karena tidak kuat dengan godaan!

Disadari atau tidak, banyak realita yang bahkan kita sendiri yang menjadi fa’il-nya, kita sendiri yang memerankan, pada hakikatnya lebih bejat dari apa yang dilakukan oleh si Dlahom.

Anda butuh contoh? Bermuhasabahlah, pasti anda menemukannya. Kalau tetap ndak ketemu, itu sudah menjadi salah satu kebejatan anda; “tidak bisa instropeksi diri”. Namun saya yakin kalau hanya sebagian kecil saja dari anda-anda yang lebih bejat dari dia. 

Atau mungkin, hanya sebagian kecil saja yang lebih baik dari Dlahom?

Ini bukan dunia dimana setan bisa terbakar habis hanya dengan bacaan ayat kursi bung! Okelah kalau misalnya setan yang menggoda terbakar habis, lah apa setan yang lainnya ndak pengen balas dendam?

Na’uudu billaahi min dzaalik.. Allaahummar hamnaa bitarkil ma’aashiy Abadan. Rahmatilah kami dengan meninggalkan maksiat ya Rabb..

SO, WHAT IS THE POINT, MUSTOFA SYAFIQ? Apa inti dari tulisan ini? Apa yang hendak kau sampaikan sebenarnya?

Eh iya ya, mmm apa ya? Ah entahlah, mungkin ini adalah satu dari puluhan tulisan saya yang “ndak jadi”

Dan akhirnya, saya semakin gelisah.

Saturday, April 09, 2016

Ndredeg? Jatuh Cintalah :)

26


Cinta, satu kata penuh makna

Begitulah para mbak-mbak Cherrybelle yang paha dan ketiaknya kerap memicu istighfar kala mendefinisikan cinta. Singkat, namun bermakna luas dan masih ngambang ndak jelas. Jika dipahami dengan logika goblok-goblokan, berarti ada banyak makna yang bisa digunakan untuk mengartikan cinta. Entah itu rindu, jatuh hati, sayang, atau bahkan cinta juga bisa ditafsirkan sebagai  dangdut, soto lamongan dan masih banyak lagi. Anda bisa menjadi mufassir tanpa harus menempuh berbagai persyaratan yang njlimet untuk hal ini

Aku soto lamongan padamu 


Tahukah kamu? Selama ini aku sungguh mendangdutimu 

Jika kita memakai metode tafsir bil ma’tsur, cinta bahkan bisa ditafsirkan sebagai  sakit! Sesuai dengan lirik, “Cinta memang tak selamanya bisa indah, cinta juga bisa berubah menjadi sakit”. Lihat, Charly eks vokalis ST 12 melakukan penafsiran yang berani terhadap cinta! Dengan logika yang sama, kita bisa menafsirkan cinta sebagai, flu burung, tipes, muntaber, diare, dan porak! Tau porak nggak? Sungguh suatu penyakit yang amat sangat mengerikan dan memalukan! Nista! Jika tidak tau, anda bisa menanyakannya pada akun fb Zal dan Muhammad Wahyudi, find them in my fb friendlist.

Dan hari-hariku kini semakin berat, sebab aku memuntaberimu, namun kau tidak membalasnya serupa. Sungguh sakit hati ini kala aku tau bahwa kau ternyata lebih memilih untuk memuntaberi musuhku. Tapi tenanglah, aku ikhlas.

Apalagi para ikhwan galau penggemar lagu-lagu mellow islami dan dan pendamba keluarga SAMARA, bisa tuh dicoba. 


Aku memflu burungimu karena Allah

Duh

Haha, patut dicoba!. Eh tapi catat, jangan sampai salah menafsirkan flu burung. Ini flu burung yang penyakit  lo, bukan flu burung yang itu hahaha. *ups

Dan para akhwat yang ikut-ikutan galau bisa membalasnya dengan, 

Untukmu kakanda, yang tertulis sebagai pangeran adinda fii lauhil mahfuuzh, bersabarlah. Karena kupastikan diare ini kupersembahkan hanya untuk dikau kelak, agar dikau merasakan bagaimana manisnya diareku yang belum pernah kubagi pada laki-laki lain.

Ciamik!

Duhai, betapa indahnya bau badan berlebih! Eh salah. Betapa dahsyatnya cinta dengan penafsiran yang kreatif!

ih mas penulis mah bisanya cuma ngledek, lah menurut pean sendiri, cinta itu apa?”

Hahaha, apa ya? Bila definisi cinta yang beredar selama ini adalah takut kehilangan, ingin terus bersama, bahagia bila bersama dll, maka saya akan membuat definisi yang berbeda kali ini.

Cinta adalah ndredeg, sesederhana itu! Tau ndredeg kan? Yang ndak tau silahkan browsing dulu.

Coba di ingat, kalo ndak pernah yo pura-pura pernah aja. Hal yang kita cintai adalah hal yang akan sering membuat hati kita berdesir! Ndredeg! Injih nopo injih?

Jika kita mendengar nama yang kita cintai…

Jika orang yang kita cintai tiba-tiba kirim pesan kangen…

Jika orang yang kita cintai tiba-tiba datang kerumah untuk meminang…

Jika kita tau mereka ternyata tak datang untuk meminang, tapi mengantar undangan nikah mereka...

Jika kita menyaksikan orang lain bersanding dengan orang yang kita cintai di pelaminan…

(Kata orang yang pernah mengalaminya, hal itu bener-bener bikin) ndredeg brooo. Itulah cinta menurut saya.

Ndredeg, sesederhana itu!

Tau gak? Allah juga membuat ndredeg sebagai salah satu tanda cinta looo, ndak percaya? baca aja Al-Anfal ayat 2, jangan sampai keliru mbuka' An-Nisaa’ ayat 3 yaa ^_^

Pernah jatuh dari sepeda motor? Kecelakaan kecil? Ndredeg kan? Berarti anda cinta jatuh dari sepeda motor.

Pernah ikut ulangan? Pengawas sudah mengancam di awal, bahwa nolehpun tidak akan dia toleransi. Lah anda ternyata ketahuan ngrepek, lihat catatan. Ndredeg kan? Berarti anda jatuh cinta pada pada pengawas. (yang ini bukan pengalaman penulis)

Tiba-tiba dapet sms yang menyatakan bahwa pacar anda hamil. Ndredeg? Ternyata yang menghamilinya adalah mantan anda sendiri. Eh tunggu, berarti anda...???!!! 

Memecahkan vas bunga kesayangan majikan, meminjam hp bos galak lalu hpnya hilang, dan sebagainya. Ndredeg kan?


Jika anda kemudian mengalami pembegalan di jalan, usahakan jangan sampai ndredeg! Kecuali kalo yang mbegal itu rombongan JKT48, silahkan ndredeg riaaa.

Ah entahlah, ah sudahlah, ah janganlah dimasukkan hati. Saya menulis hal diatas hanya sebagai wasilah agar saya bisa ngantuk. Kepala lagi pening, suhu badan kembali memanas, setidaknya dengan menulis, akhirnya saya bisa mengantuk. Bye, saya tidur dulu yaaa


Dan untukmu tipes, Assalaamualaikum :)

*catatan untuk para manusia  yang biasanya mengatasnamakan Allah untuk membungkus cinta palsu yang hanya dipenuhi nafsu. Sudahlah guys. Ada konsekuensi besar yang mengintai antum. Wallahi. Saya bukan orang yang baik pula, maka mari sama-sama memperbaiki diri, sama-sama saling mendoakan. Jangan malah pedang-pedangan (baik dalam arti hakiki dan majasi), mboten ilok.