Monday, May 02, 2016

Bukan Indikator Kesembuhan

6


“Kalo sakit itu jangan dibuat manja, Ceng”, ujar mas Zaini saat menjawab pertanyaan Ceng. 
Sama seperti saya, mas Zaini saat itu sakit juga. Dan sebelumnya, Ceng bertanya padanya, mengapa ia tetap mengerjakan tugas padahal tubuhnya sedang sakit.

Jawaban mas Zaini membakar saya.

Oke, sakit gak boleh dibuat manja. Jadi pada malam itu, saya beraktivitas layaknya orang yang sehat. Mempercepat langkah kaki saat berjalan, mencoba untuk tidak tidur terlalu cepat, membaca-baca sesuatu, nonton drama korea dan lain-lain. Puncaknya, saya bermain PES di laptop Faris sampai larut malam. Saya lantas memegang leher saya. Dingin!

Keringat dingin bercucuran dari tubuh saya. Ah finally! Saya optimis bahwa keesokan harinya saya akan sembuh. Lalu saya pamit pada geng pemain PES untuk tidur dulu. Saya senang, mereka juga senang. Mereka senang karena pemain hampir tak terkalahkan (baca: saya) akhirnya berhenti bermain.

Tererereet teteeet, jeng jeeng. Hipotesis saya semalam ternyata tidak terbukti. Saya terbangun dengan pening bersarang dikepala, bernafas dengan berat nan panas, suhu tubuh yang meningkat, dan baterai HP yang hampir drop.

Entah siapa yang harus saya salahkan. Mas Zaini? Drama korea? Atau PES 2013 dengan update 2016?

Apa? Saya harus menyalahkan diri saya sendiri?

Tidak, saya tidak boleh salah.

Salahkan mitos yang menyatakan kalo keringat dingin dan suhu tubuh yang menurun adalah pertanda kesembuhan!

Dan keesokan harinya, bintik-bintik merah yang mulanya hanya berada di punggung telapak tangan kanan saya mulai merajalela. Beberapa harinya lagi, saya memeriksakan diri.
"Beberapa hari lagi" yang dimaksud adalah malam ini. Saya menulis tulisan ini sepulang dari rumah praktek Dr Lilik Laksmiati. Dokter yang baik, menggratiskan biaya setelah mengetahui kalau kami adalah anak Ibnu Katsir. 

Ternyata tidak, saya ternyata memakai BPJS :p . Yang dapat gratisan itu si Marwan. Yaaaah, alhamdulillah lah, someone said that it called "rejeki anak baik".

Kami? Yap, saya periksa bersama Marwan. Ada pula Ust Gho’ yang menemani kami dan Bang Jek yang mengantarkan kami.

Dan akhirnya saya divonis wajib opname!

WTH! What The H**************

Saya menceritakannya pada mbak El. Dia nampak senang, kesedihan saya semakin mbranang. Tapi tentu saja mbak El bukan senang dengan penderitaan saya, iya kan?

“Hayooo? Siapa mbak El itu, Mus?”

K     E    P    O   .

”Ayolah… janji deh bisa jaga rahasia”

Oke fix. Mbak El itu adalah sesosok manusia yang memperkenalkan saya pada Sabari dan dua sahabatnya dengan segala kekonyolannya, Lena dan segala keburukannya. Tak ketinggalan pula Jujuri, Tobati dan anak (angkat) Sabari. Kalau beneran ada, Bapaknya Sabari dan Sabari pantas menerima medali kehormatan! Atas apa? Entahlah, baca aja novel Ayah karya Andrea Hirata.

Kembali ke topik awal.

Huh begitulah, akhirnya saya harus opname lagi. Dan saya tak bisa lagi mendengarkan bacaan imam Ust Syamsul Haidi dan Pakdhe Ruhul yang tarikan nada tingginya berkali-kali membuat saya mbrebek.

Catatan untukmu, keringat dingin bukanlah salah satu indikator datangnya kesembuhan!

Saya : “lah gimana sih katanya kalo keringetan, itu tanda mau sembuh?”

Keringat dingin : “adyaa kecilik. Ketipu. Emang cuma manusia yang bisa ngibul? wkwkwkwk”

Sialan. Keringat dingin ternyata bisa bicara! Ketawanya pake wkwkwkwk pula!

Apa benar saya bisa mendengarnya? Apa saya mulai gila? entahlah

Keringat dingin : "kamu percaya saya bisa ngomong? wkwkwk kena kibulin lagi :p "

Haaah?! wtf!!!

Turn away,
If you could get me a drink 
Of water 'cause my lips are chapped and faded 
Call my aunt Marie
Help her gather all my things
And bury me in all my favorite colors, 
My sisters and my brothers, still, 
I will not kiss you, 
'Cause the hardest part of this is leaving you.
CANCER - MCR



6 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. cacingnya gak bekerja berarti! hha

    ReplyDelete
  3. Rumah sakit dan kuburan dipenuhi dengan orang-orang yang menolak untuk mengakui nilai-nilai moralitas fisik
    Dan jika dengan memperoleh pengetahuan malah merusak kesehatan kita, maka kita bekerja untuk hal yang tidak berguna

    ReplyDelete
  4. aduh bro, piye tah. pahamilah mslah yg sdg kau hadapi lalu cri solusinya. segala yg negatif itu brasal dr kmu sendiri. yah husnudhon aja dah, insyaallah ada hikmahnya. :D

    ReplyDelete