Sungguh, ia ingin menolak perintah tuannya, namun apa daya, hutang budi yang teramat besar membuatnya tak bisa menuruti jerit berontak hatinya.
Melangkahlah ia sekelebat, anggun nun tegap tanpa dibuat-buat. Seketika, kepadanya, seluruh pasang mata wanita dalam satu ruang menatap tanpa kejap sembari berucap, "Sungguh, Maha Besar Dia yang menciptakan seindah-indah ciptaan. Betapa ia bukanlah manusia. Ia bukanlah manusia. Ia adalah malaikat!".
Dalam ruang yang telah tersuguh berbagai macam makanan, mereka tercekat. Pisau-pisau yang mereka gunakan untuk mengupas dan mengiris bebuahan tanpa disadari malah melukai jari-jari mereka sendiri. Saat itu, sakit tak lagi dirasa, hening menyelimuti suasana.
Betapa indah Alquran berkisah, mengenai bagaimana suatu keindahan menjadi fitnah.
Dalam ruang yang telah tersuguh berbagai macam makanan, mereka tercekat. Pisau-pisau yang mereka gunakan untuk mengupas dan mengiris bebuahan tanpa disadari malah melukai jari-jari mereka sendiri. Saat itu, sakit tak lagi dirasa, hening menyelimuti suasana.
Betapa indah Alquran berkisah, mengenai bagaimana suatu keindahan menjadi fitnah.
***
Tiap kali ku membaca ataupun dibacakan kisahnya, tak bosan-bosannya ku bayangkan seperti apa ketampanan Yusuf alaihissalam. Ah, seperti apa ya? Karena, jika memang tak benar-benar rupawan, tak mungkinlah 'sekilas pandang' dari wanita-wanita tersebut menjadi anastesi yang begitu cepat nun hebat mereda nyeri! Hingga tak terasa tangan mereka teriris-iris oleh diri mereka sendiri. Ah, kok bisa ya?
Namun, rasa penasaran itu terjawab lengkap, saat tak sengaja kupandang senyummu, seiris lengkung pelangi yang lesung pipitnya berhias mungil disamping kanan bibirmu.
Dan terus saja kupandang, sembari menancapkan satu persatu panah beracun hingga ke hampir setiap bagian tubuhku.
Mana yang lebih parah? melukai tangan dan jemari atau menancapkan panah dalam diri? Betapa ku tersadar kemudian, bahwasanya aku jauh lebih buruk dari mereka yang terpesona akan ketampanan Yusuf alaihissalam
Terucap doa, "Duhai Engkau yang Mencipta, jikalau memang pernah ini sebuah kesalahan yang membinasakan, mohon jadikan wajah-Mu lebih kami harapkan untuk kami pandang dari pada ia yang kau ciptakan"
Mana yang lebih parah? melukai tangan dan jemari atau menancapkan panah dalam diri? Betapa ku tersadar kemudian, bahwasanya aku jauh lebih buruk dari mereka yang terpesona akan ketampanan Yusuf alaihissalam
Terucap doa, "Duhai Engkau yang Mencipta, jikalau memang pernah ini sebuah kesalahan yang membinasakan, mohon jadikan wajah-Mu lebih kami harapkan untuk kami pandang dari pada ia yang kau ciptakan"
”Pandangan (haram) adalah panah beracun dari berbagai macam panah iblis. Barangsiapa yang meninggalkannya karena takut kepada Allah, maka Allah akan memberi balasan iman kepadanya yang terasa manis baginya” (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak no. 7875).


Kunci 🔑 bos
ReplyDeleteSetelah hiatus beberapa saat, ada perubahan yg cukup signifikan pada tulisannya (bisa gitu ya). Sepertinya jeda memang perlu. Serasa baca tulisan penulis pro yg sudah beberapa kali mengeluarkan buku (bukan diary). Kalau tulisan "terakhir" dibuat seperti itu, ini namanya sebuah kejahatan kepada pembaca.
ReplyDeleteTulisan "terakhir" itu maksudnya???
Delete"Senyummu mengalihkan duniaku" bukan tulisan terakhir ya? Hhhh ada tulisan selanjutnya berarti?
Deletesemoga saja, nunggu banyak desakan lagi karena tulisan ini juga muncul karena banyak desakan dari orang2 yg minta saya buat ngaktifin blog dan nulis lagi wkwkwwk
DeleteKok sepertinya Ana faham ya??
ReplyDeleteiyakah? lha saya aja ndak tau samean siapa wkwk
DeleteWww, sikat wesss
ReplyDeletenikahi wess
JOIN NOW !!!
ReplyDeleteDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.site
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
8 Pasaran Togel Terbaik Bosku
Joker Slot, Sabung Ayam Dan Masih Banyak Lagi Boskuu
BURUAN DAFTAR!
MENYEDIAKAN DEPOSIT VIA PULSA TELKOMSEL / XL
DOMPET DIGITAL OVO, DANA, LINK AJA DAN GOPAY
UNTUK KEMUDAHAN TRANSAKSI , ONLINE 24 JAM BOSKU
dewa-lotto.site